Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Soni Sumarsono secara resmi membuka Masa Orientasi Siswa (MOS) atau masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) serentak tingkat SMA/SMK se-Sulsel di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sulsel Makassar, Kamis (19/7/2018).

Sebelum memberikan sambutan Soni Sumarsono memberikan quiz dengan hadiah berupa tabungan Rp 500 ribu kepada siswa/siswi yang berhasil menjawab. Pertanyaan yang dilontarkan seperti nama Presiden pertama RI, nama Gubernur Sulsel sebelum dirinya, nama Wapres RI dari Sulsel dan jumlah sekolah SMA/SMK di Sulsel.

Sumarsono memompa motivasi mereka agar tetap semangat dalam menuntut ilmu dan meraih cita-cita setinggi-tingginya.

"Saya berharap anakku,  semunya belajar dengan tekun, kemudian punya cita-cita yang tinggi, setelah menjalani semua ini (SMA) melanjutkan menjadi mahasiswa," kata Sumarsono.

Selanjutnya Ia menyampaikan agar siswa adaptik terhadap perubahan, termasuk mereka dari SMP ke SMA.

Saat ini, di Sulsel juga sudah tidak dikenal adanya sekolah favorit dan non-favorit.

"Sekolah favorit saya hilangkan semua, sekolah sama gurunya dan sarananya. Oleh karena itu melalui sistem baru yang diterapkan ini kita mencoba untuk mengurangi perbedaan antar sekolah," terangnya.

Sebagai seorang pelajar, siswa harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu berinovasi.

Ia juga berharap dalam PLS ini, guru-guru dapat aktif memberikan pengenalan sekolah dan lingkungannya.

"Dalam proses pembelajaran ini mengedepankan akal budi, akal budi tanpa pengetahuan adalah laksana tanah yang tak pernah diolah. Laksana raga manusia yang kekurangan makan karen itu terus meningkatkan pengetahuan bagi siswa baru semuanya," harapnya.

Ia juga menyampaikan hasil rapat nasional Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dari tingkat evaluasi nasional, Sulsel yang terbaik.

"Alhamdulillah, seluruh proses penerimaan siswa baru di tingkat SMA, PPDB ini Provinsi Sulsel merupakan provinsi terbaik penyelenggaraannya, karena itu saya mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penerimaan," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Irman Yasin Limpo menyampaikan, PLS yang berlangsung selama tiga hari ini, hampir tidak ada yang berbeda dari tahun sebelumnya.

"Hampir praktis tidak ada perbedaan, tapi kali ini lebih pada pengenalan apa-apa yang dihadapi di sekolah. Pertama sumber belajar, karakteristik sekolah, kelebihan sekolah, seumpamanya PMR memperlihatkan kelebihan," paparnya.

Juga bimbingan pendidikan anti narkoba, selama tiga hari diberikan dan memperlihatkan apa yang ada dan dimiliki sekolah.

Pengawas PLS berjenjang ada pegawas di setiap sekolah, terdiri dari pengawas cabang Dinas Pendidikan, sekolah dan ada tim panitia PPDB. Dan sanksinya berat menanti mereka yang melakukan perpeloncoan.

Sanksinya siswa senior bisa kena, demikian juga kepala sekolah dan guru. Sanksinya mulai dari peringatan sampai dengan pencopotan dari jabatan atau dibebastugaskan, baik bagi guru dan kepala sekolah yang terbukti melakukan tindakan perpeloncoan.

"Atau mengada-ada, seperti kucir rambut dan menindas. Semoga yang seperti itu tidak ada di sekolah," jelasnya.

Sumarsono dan Irman Yasin Limpo secara simbolis membuka acara dan menerima mereka sebagai siswa baru dengan pelepasan merpati dan balon.

Kamis, 19 Juli 2018 (Srf/Er)