Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Soni Sumarsono menutup kegiatan Lomba Bedug dan Takbiran Tingkat Sulsel yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemda Gowa). Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan lomba Asmaul Husna dan dai cilik di Gedung Haji Bate, Kabupaten Gowa, Jum'at (9/6/2018) malam.
Sumarsono didampingi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulsel, Jufri Rahman dan Bupati Kabupaten Gowa, Adnan Purictha Ichsan YL menyerahkan piala bergilir gubernur.
Total hadiah yang diperebutkan sebesar Rp 50 juta. Juara pertama kategori profesional sebesar Rp 30 juta dan kategori pemula Rp 20 juta. Sebanyak 27 grup, terdiri dari 10 grup kategori profesional dan 17 group kategori pemula ikut dalam acara ini.
Tujuan festival tersebut untuk menyemarakkan syiar Islami dan sebagai media untuk melestarikan nilai budaya tradisional dan religius.
"Saya kira ini satu kegiatan khusus yang menggabungkan nilai di wilayah agama dan budaya. Dan inilah yang ditunjukkan dengan performance luar biasa melalui tabuhan bedug. Ini bukan tabuhan bedug sederhana, tetapi dengan variasi dan kreativitas yang menghasilkan seni," kata Sumarsono.
Ia pun menyampaikan penghargaanya atas kekompakan, nilai semangat, keserasian, inovasi dan kreativitas yang ditampilkan. Gubernur pengganti Syahrul Yasin Limpo ini memang terlihat begitu menikmati penampilan tim yang melaju ke babak final. Sumarsono sempat menyaksikan tiga tim.
"Sangat mengagumkan hasilnya, dari sekian peserta dari kemarin, hari ini kita menyaksikan yang terbaik," sebutnya.
Adapun peserta yang berhasil sebagai yang terbaik pertama dan mendapatkan piala bergilir Gubernur Sulawesi Selatan, Kategori Profesional, terbaik pertama adalah Remaja Masjid Nurur Rahman Betang Kabupaten Maros.
Sedangkan terbaik kedua, Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa dan terbaik ketiga Remaja Masjid Al-Makassary Sungguminasa Kabupaten Gowa.
Ia berharap agar kegiatan festival ini juga dilaksanakan setiap tahun.
Sumarsono juga melontarkan gagasan agar di dalam tim ada personil dari kaum hawa (perempuan). Namun, Ia menambahkan apa hal tersebut diperbolehkan. Terutama pada penabuh bedug, walaupun pada bagian vokal ada beberapa tim yang memiliki personil perempuan.
"Makanya saya tadi melontarkarkan, kenapa festival bedug harus spesifik untuk laki-laki, kenapa tidak perempuan, karena laki-laki dan perempuan punya kesempatan yang sama untuk kreatif, mengembangkan kreativitas karena menabuh bedug adalah seni dalam hal bermusik," ujarnya.
Ia juga menyampaikan selamat kepada masyarakat dan Pemda Gowa karena kegiatan ini hadir di Bulan Ramadhan.
"Selamat Kabupetan Gowa dan seluruh masyarakat Gowa atas tercapainya acara ini," pungkasnya.
Ssbtu, 9 Juni 2018 (Srf/Er)
Pj Gubernur Serahkan Piala Bergilir Lomba Bedug ke Remaja Masjid Nurul Rahman Maros
by Admin
452 pengunjung
