Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini. Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Naoemi Octarina, meresmikan Pojok Bermain Anak dan Ruang Laktasi di Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak Provinsi Sulsel, Kemarin, Rabu, 21/4.
Naoemi Octarina mengaku mengapresiasi hadirnya ruang edukasi bagi ibu di perpustakaan yang terletak di Jalan Lanto Daeng Pasewang ini.
"Saya mengapresiasi hadirnya ruang edukasi bagi ibu di perpustakaan dan Pojok Bermain Anak, yang diharapkan bisa dimamfaatkan secara maksimal," ungkapnya.
Ia meminta agar protokol kesehatan tetap diperhatikan, dengan menyediakan kelengkapan protokol kesehatan.
" Ditengah pandemi covid-19,protokol kesehatan harus dilakukan secara ketat termasuk menyiapkan sarana dan prasarana pendukungnya," tuturnya.
Terkait buku-buku yang disiapkan, agar kontennya diseleksi dengan baik. Sehingga, tidak ada hal-hal buruk yang bisa dicontoh oleh anak-anak.
"Jangan sampai buku-buku itu berbahaya buat anak-anak. Karena untuk merusak suatu generasi bangsa, itu dimulai dari anak kecilnya, maka dari itu yang harus diperhatikan," tegasnya.
Plt Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Naoemi Octarina, juga Mengaku momentum peresmian menjadi lebih spesial karena bertepatan dengan Hari Kartini.
"Peresmian ini bertepatan dengan 21 April, bertepatan dengan Hari Kartini. Hari ini bagi saya adalah harinya perempuan, Hari Ibu 22 Desember, tapi ini (Hari Kartini) bagi perempuan baik yang sudah berkeluarga maupun belum berkeluarga," ucapnya
Ia menambahkan, peradaban manusia ada di tangan seorang ibu. Karena ibu merupakan madrasah (sekolah) pertama bagi anak. Ibu mulai memberikan pelajaran bagi anak di rumah. Hadirnya perpustakaan bagi anak mendukung proses belajar pada anak.
"Alhamdulillah difasilitasi lagi dengan pojok bermain, dimana dilengkapi dengan fasilitas yang mengedukasi. Tadi saya lihat puzzle-puzzle, ada juga untuk bayi, itu sangat baik. Dan ada juga ruang laktasi," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel, Moh Hasan Sijaya, menyampaikan, fasilitas pojok bermain anak dan ruang laktasi dari IWABA melalui BMPD kepada Layanan Perpustakaan Ibu dan Anak Pemprov Sulsel.
Pemerintah Sulsel memberikan apresiasi atas pengembangan gerakan literasi yang dilakukan oleh berbagai pihak. Adapun gerakan literasi di Sulsel, pemerintah memulai dari anak-anak, kemudian masuk generasi muda.
Sejak usia dini, literasi harus dijadikan melengket di mind set anak. Sehingga amat sangat sulit bisa lupa. Karena di era saat ini, terdapat gagdet atau alat gawai yang memiliki dampak maupun bahaya bagi anak.
"Karena hadirnya gadget mulai ada, tetapi dunia perpustakaan tidak bisa musnah, dampak gadget pada anak sangat luar biasa," ucapnya.
Melihat fenomena yang terjadi, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel mendorong dunia literasi terhadap anak-anak.
"Anak-anak bisa mencintai buku, kalau dia sudah mencintai pasti dia akan senang membaca buku dan Insyaallah dia akan tumbuh besar dan berkembang dalam setiap berkegiatan. Kalau kita lihat di Negara Eropa, apapun bentuk kegiatannya di dalam tasnya minimal pasti ada satu buku," ujarnya.
Sekretaris PKK Sulsel, Zulfitriany Dwiyanti Mustika, menjelaskan, PKK dan Bunda PAUD memiliki satu program yang sudah dijalankan satu bulan lalu di masa pandemi Covid-19.
"Dimana terdapat binaan PKK Sulsel untuk anak-anak dari Sekolah Impian. Merupakan sekolah dari anak-anak yang digratiskan karena berasal dari keluarga pra sejahtera," jelasnya.
TP PKK Sulsel Pokja 2, mereka memberikan kecakapan hidup dan keterampilan, sehingga bisa produktif termasuk di masa pandemi. Mereka berhasil membuat mukena dan jilbab.
"Alhamdulillah melalui bidang sosial IWAPI Sulsel. Mereka diberikan bantuan bahan keterampilan, sehingga mereka bisa menghasilkan sebuah produk yang bisa dijadikan usaha di masa pandemi Covid-19," tutupnya.
Rabu, 21 April 2021