Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) membuka Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) ke-20, di Baruga AP Pettarani Universitas Hasanuddin (Unhas) Tamalanrea, Kamis (15/2/2018).

Pembukaan ini ditandai dengan penabuhan gendang oleh Presiden Jokowi didampingi Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, Ketua Forum Rektor RI, Prof. Suyatno, dan Rektor Unhas, Prof. Dwia Ariestina Pulubuhu.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) selalu menjadi prioritas penting pemerintah. Ia meminta Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) dan Forum Rektor Indonesia untuk memikirkan terobosan di bidang pengembangan SDM.

"Terobosan-terobosan besar harus diciptakan di bidang pengembangan SDM, khususnya pendidikan, lebih spesifik lagi pendidikan tinggi. Terobosan di bidang pendidikan harus lebih signifikan dibandingkan terobosan di bidang infrastruktur," terang Jokowi.

Ia mengimbau perguruan tinggi harus bergerak cepat dan responsif menghadapi perubahan zaman. Menurutnya, negara yang maju adalah negara yang cepat dan tanggap terhadap perubahan zaman.

"Harus berani melakukan perubahan, harus berani melakukan inovasi. Jangan terjebak dengan rutinitas. Perguruan tinggi harus berubah, fakultas-fakultas di dalamnya juga harus berubah karena dunia juga sudah berubah cepat sekali," tuturnya.

Presiden juga meminta perguruan tinggi mulai membuka fakultas dan program studi baru yang sesuai dengan kebutuhan industri. Menurutnya, kuncinya adalah relevansi dan inovasi, jangan terjebak rutinitas. Ia mencontohkan perguruan tinggi dapat membuka Fakultas Digital Economy, Fakultas Jasa Industri, Manajemen Industri dalam Olahraga. Fakultas Industri Lifestyle, Fakultas Perkebunan jurusan Kelapa Sawit atau bahkan Fakultas Kopi.

"Jurusan di dalamnya bisa saja jurusan Kopi Latte atau Kopi Luak," imbuh Presiden Jokowi sambil bercanda.

Pada kesempatan itu, Presiden juga memberi instruksi kepada Kemristekdikti untuk adaptif dan inovatif terhadap perubahan zaman. Hal ini dapat dilakukan dengan deregulasi dan debirokrasi di Kemristekdikti.

"Bangun aplikasi-aplikasi yang simple yang mudah diakses," ujarnya.

Ketua Forum Rektor Indonesia, Suyatno mengatakan, Forum Rektor Indonesia merupakan wadah komunikasi serta pertukaran ide, gagasan, dan strategi antar pimpinan perguruan tinggi seluruh Indonesia. Forum ini berperan memberikan alternatif solusi dan saran strategis kepada pemerintah dan masyarakat terkait dengan perkembangan, regulasi, dan peningkatan pendidikan tinggi di Indonesia.

"Terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang selalu hadir dalam acara Konferensi Forum Rektor Indonesia. Hasil kajian dari Konferensi FRI 2018 akan menjadi masukan bagi penyusunan kebijakan pemerintah," imbuhnya.

Turut hadir hadir dalam acara ini Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, Menteri Sosial, Idrus Marham, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn) Moeldoko, Rektor Universitas Hasanuddin, Pejabat Eselon I dan II Kemenristekdikti, dan tamu undangan lainnya.

Sekedar diketahui, konferensi ini berisikan dua acara utama yakni Konvensi Kampus XIV dan Temu Tahunan XX Forum Rektor Indonesia (FRI). Kegiatan ini dihadiri lebih kurang 4.000 pimpinan perguruan tinggi seluruh Indonesia, yang meliputi universitas, institut, politeknik, akademi, sekolah tinggi, dan akademi komunitas.

Kamis, 15 Februari 2018 (Ytm/Er)