"Jasmerah" atau "jangan sekali-kali meninggalkan (melupakan) sejarah" adalah semboyan yang terkenal diucapkan dan diajarkan oleh Soekarno atau Bung Karno.

Dalam hal sejarah, utamanya sejarah kehidupan insan manusia, seharusnya tidak melupakan sejarah.

Demikian juga dengan Penjabat Gubernur Sulsel, Soni Sumarsono yang juga merupakan Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Ia tak begitu saja melupakan sejarah, apalagi pada orang yang memberi andil sehingga karier birokratnya melesat pesat.

Melesat dalam jabatan. Mulai dari staf, kepala sub seksi, kepala seksi, kepala bagian, direktur, direktur jenderal dan seterusnya. Sumarsono sudah lewati semua.

Ketika mencapai eselon satu di Kemendagri sebagai Dirjen Otda, Sumarsono mendapat tugas tambahan. Tugas tambahan sebagai Penjabat dan Pelaksana Tugas Gubernur di tiga provinsi.

Terakhir di Sulsel, tatkala Sumarsono sudah memegang Surat Keputusan Presiden RI sebagai penjabat Gubernur, dia terkenang dua tokoh asal Sulsel.

Bukan cuma terkenang. Sejak awal Sumarsono sudah meniatkan diri untuk menemui satu demi satu di kediaman masing-masing. Dimanapun mereka berada dengan dan dalam kondisi apapun.

"Saya harus temui keduanya. Merekalah yang membina, menggembleng saya sehingga mencapai puncak di birokrasi," ungkap Sumarsono, Jum'at malam (20/7).

Kedua tokoh idola Soni ini kebetulan berasal dari Sulsel. Keduanya sudah sepuh berusia sekira 80-an tahun. Masih sehat wal’afiat, gesit dan mudah diajak berbincang.

Usai melakukan kunjungan ke Kabupaten Tana Toraja, Ia kemudian ke Kabupaten Toraja Utara untuk menemui mantan atasan langsungnya, S.K. Mangiri.

Ia tiba di kediaman Mangiri sekira pukul 22.30 Wita, rumahnya tampak asri dengan jejeran beberapa rumah adat Tongkonan, gemericik air sungai mengalir hangat menyambut, sama hangatnya ketika Mangiri menyambut Sumarsono.

"Ini Gubernur saya Pak, selamat datang di pondokan saya," sebutnya, memeluk Sumarsono.

Mangiri yang masih menggunakan sarung, kemudian mempersilahkan masuk ke dalam rumah yang berada di Kelurahan Tagari, Kecamatan Balusu.

Kemudian mereka tidak langsung duduk di kursi tamu tetapi langsung menuju ke foto yang ada di dinding rumah tersebut, Sumarsono mengenali beberapa momen yang diabadikan dan anggota keluarga Mangiri. Kemudian dengan wajah bangga dan tangan tak ingin dilepaskan merangkul mantan anak buahnya tersebut memperkenalkan Sumarsono.

"Saya senang ada teman, anak buah jadi gubernur, bukan main lebih baik dari Bapak buahnya. Waktu jadi kepala seksi saya, Ia yang paling rajin dan pintar," sebut mantan Direktur Pengembangan Wilayah di Ditjen Bangda ini.

Layaknya anak buah yang siap menerima perintah, Sumarsono hanya menjawab dengan kalimat "Ya.. Ya.. Siap.. Siap" jawabnya.

Mangiri melanjutkan, sembari menujuk salah satu foto dengan menceritakan pengalamannya bertemu dengan Presiden RI kedua, Soeharto.

"Saya ini Pak, mungkin orang Toraja pertama yang salaman dengan Soeharto," jelasnya.

Hal inilah yang ditimpali dengan bercanda oleh Sumarsono bahwa, "Pak Mangiri juga orang Toraja pertama yang mendapat SK dari Presiden," sebut Sumarsono.

SK ini bukan surat keputusan tetapi singkatan nama depan Mangiri.

Mangiri dengan mata berbinar dan bangga kembali menceritakan beberapa bawahannya telah menjadi orang penting di Indonesia menjadi gubernur atau menteri, misalnya, Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Uniknya, Sumarsono yang ditemani sang isteri Raden Roro Tri Rachayu menemui mantan bosnya itu tengah malam. Terlihat juga hadir Penjabat Sekda, Tautoto Tana Ranggina dan Bupati Toraja Utara, Kalatiku Paembonan.

Ditemani teh hangat yang disajikan, perbincangan mereka juga bertambah hangat diselingi ledakan tawa ketika bercerita hal-hal nostalgia. Sumarsono mengakhiri kunjunganya pada pukul 24.00 Wita.

Sebelumnya, Bupati Tana Toraja, Nicodemus Biringkanae, saat pertemuan lintas agama di Rumah Jabatan Bupati, menyampaikan Sumarsono akan menemui mantan atasannya langsung (Ansung).

"Ada sebuah mimpi yang harus diwujudkan Pak Gubernur malam ini. Mimpinya ingin ketemu seseorang yang sudah menjadikan sebagai Gubernur Sulsel, seandainya bukan karena Pak S.K. Mangiri mungkin beliau tidak pernah jadi Gubernur, beliau tadi menyampaikan pada saya, jama berapa pun, saya harus mengunjungi beliau malam ini," bebernya.

Sebelumnya, tokoh pertama yang ditemui adalah Parawansa mantan Dirjen Bangda Kemendagri. Tokoh yang satu ini sudah ditemui Soni sejak April lalu.

Soni Sumarsono dalam kesehariannya selalu menjaga silaturrahmi dan merakyat. Ini berdasarkan pemahaman Sumarsono yang juga sering Ia sampaikan pada beberapa kesempatan, bahwa sebagai penganut paham Marhaenis, salah satu ajarannya adalah praktek hidupnya merakyat.

Bung Karno sendiri adalah Presiden Republik Indonesia pertama, merupakan tokoh Marhaenisme, ideologi ini dikembangkanya menjadi dan diterapkan sesuai nature dan kultur Indonesia.

Sabtu, 21 Juli 2018 (Srf/Er)