Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sulsel masih terkendala pada komputer. Bahkan di beberapa sekolah, pelaksana ujian harus meminjam laptop milik siswa.

 

Hal tersebut terungkap saat Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, melakukan peninjauan pelaksanaan UNBK di tiga sekolah di Makassar, Senin (4/4). Masing-masing, SMA 17 Makassar, SMK 1 Sulsel, dan MAN Model Makassar.

 

"Pelaksanaan UNBK ini menjadi titik star kita untuk mendorong agar tahun depan, upaya-upaya ujian dengan komputer harus makin massiv dilakukan pada semua sekolah," kata Syahrul.

 

Melihat pelaksanaan UNBK di beberapa sekolah, Syahrul menilai, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang berbasis pada komputerisasi bisa berjalan lebih apik, lebih terencana, lebih pasti, dibandingkan dengan pelaksanaan UN secara manual. Selain itu, para siswa juga lebih senang dengan UNBK tersebut.

 

"Saya coba cek bagaimana materi soal ujian. Materi soal ujian walaupun sudah didownload tiga hari lalu, baru terbuka tadi pagi. Barulah materi itu ada disini, kemudian diakses pada komputer untuk dijadikan soal ujian. Hari ini juga, hasil ujian langsung diterima reciver di Jakarta. Model-model ini saya kira, dalam teknologi hal biasa, tapi menunjukkan sebuah langkah yang lebih pasti untuk kita," terangnya.

 

Menurut Syahrul, era digital, frekuensi, dan komputerisasi, adalah sebuah kebutuhan hari ini dan besok, tidak bisa lagi tidak dilakukan. "Anak-anak kita seperti apa yang kita lihat di beberapa sekolah ini, mereka lebih happy untuk ujian, muka mereka ceria banget, tidak seperti kalau kita ujian kertas terlalu ribet rasanya," lanjutnya.

 

Terkait ketersediaan perangkat keras UNBK, Syahrul menyatakan, hampir semua sudah tersedia, termasuk listrik dan lain-lain terantisipasi dengan baik dan tidak ada masalah. Namun, masalah servis dari sekolah, guru, dinas pendidikan memang perlu diperhatikan. Khususnya kenyamanan ruangan, kabel-kabel tidak boleh seliweran, dan AC harus bagus hingga siswa nyaman. 

 

"Kondisi keamanan di sekitar sekolah juga cukup bagus walaupun tidak perlu diatur terlalu tegang. Saya terima kasih ada polisi, tentara, tapi semua itu hanya untuk preventif," imbuhnya.

 

Terkait kurangnya komputer, gubernur berjanji akan mengagendakan agar tahun depan makin lebih massiv. Apalagi, komputer dan digital era sudah menjadi tuntutan paradigma kehidupan, dan tidak bisa lagi dinafikan. Karena itu, apapun yang menjadi masalah, harus dicarikan solusinya. 

 

"Sulsel termasuk yang paling tinggi sekolah yang melaksanakan UNBK. Tahun ini, jumlah sekolah yang melaksanakan UNBK lima kali lipat dibanding tahun lalu. Saya tidak sesumbar mengatakan bahwa harus semua sekolah UNBK, karena saya takut juga kita langsung lompat terlalu cepat, sementara kesiapan kita bersoal, nanti jadi bumerang. Kalau tahun depan, saya mau pelaksana UNBK naik 30 kali lipat. Tapi saya pelan-pelan dulu, rapat dulu dengan para bupati," paparnya. 

 

Senin, 4 April 2016 (Dw/Hr)