Makassar, sulselprov.go.id - Penjabat Sekertaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Andi Muhammad Arsjad menghadiri kegiatan Rilis Indikator Strategis Bulan Februari 2024 di Aula Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan, Kamis 1 Februari 2024.

Dalam kegiatan itu, BPS memaparkan rilis perdana indikator terkini strategis di Sulawesi Selatan terkait dengan Inflasi, Nilai Tukar Petani, Ekspor Impor, Pariwisata, dan Transportasi.

Arsjad mengatakan, rilis yang disampaikan BPS menjadi momentum yang baik dan strategis bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang menjadi hasil evaluasi penyelenggaraan pemerintahan melalui data hasil statistik yang dilakukan BPS.

"Tentu ini menjadi momen yang sangat baik, sangat strategis, dimana tadi secara nasional kita sudah mendengarkan rilis laporan hasil evaluasi penyelenggaraan statistik sektoral Sulawesi Selatan, tadi Kepala BPS Sulawesi Selatan menyampaikan kondisi di Sulawesi Selatan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Arsjad menyampaikan terima kasihnya kepada BPS yang telah memotret kondisi pemerintah provinsi dalam melaksanakan pembangunan melalui indikator makro.

Ia pun mengapresiasi kinerja BPS dalam melakukan pendataan statistik. Menurutnya, data statistik juga menjadi acuan bagi pemerintah dalam mengeluarkan langkah kebijakan berdasarkan urgensi atau kebutuhan yang mendesak sesuai dengan standar prioritas.

"Salah satu data yang sangat penting bagi kita adalah data statistik karena data ini kita gunakan dalam proses tidak hanya perencanaan, tapi juga dalam proses pelaksanaan evaluasi bahkan sampai pengendalian. Kita mau tahu ini bahwa kita startnya dimana jadi kita harus ada kesepakatan juga dengan data," terangnya.

Salah satu data yang dipaparkan BPS dalam pertemuan tersebut yakni terkait inflasi yang mengalami penurunan secara signifikan. Menanggapi itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Sulawesi Selatan ini menuturkan, sejak dilantiknya Penjabat Gubernur pada 5 September lalu, kondisi inflasi berada pada angka 5,3 persen, namun seiring berjalannya waktu inflasi Sulsel terus menurun secara signifikan yang mencapai angka 2,38 persen.

Sementara itu, Kepala BPS Sulsel Aryanto dalam paparannya mengatakan untuk perkembangan inflasi di Sulawesi Selatan pada Desember 2023 sebesar 0,73 persen dengan inflasi tahunan dan inflasi kalender sebesar 2,81 persen.

Sedangkan Kota yang memiliki andil inflasi terbesar di Sulawesi Selatan sebagai pantauan inflasi, kata Aryanto, adalah Kota Makassar sebesar 0,77 persen dan inflasi terendah ada di Kota Parepare 0,42 persen.

"Jika kita lihat inflasi untuk tahun ke tahun ini perkembangan inflasinya di dominasi oleh beberapa kelompok komoditas, pertama adalah kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 0,504 persen untuk bulan Desember, sedangkan inflasi selama tahun 2023 sebesar 6,40 persen," ungkapnya.

Untuk kelompok kedua, lanjutnya, yakni pakaian dan alas kaki sebesar 0,002 persen dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen dan untuk kalendernya adalah 0,97 persen kelompok. Di kelompok ketiga, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga terjadi deflasi 0,02 persen, memiliki Andi 0,003 persen sedang inflasi tahun kalender sebesar 0,16 persen.

Sedangkan untuk Kelompok keempat, Aryanto memaparkan, perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga inflasi di bulan desember 0,12 persen dengan andil 0,008 persen sedangkan inflasi kalendernya sebesar 1,27 persen.

"Kelompok kesehatan (kelompok kelima) mengalami deflasi 0,01 persen, memiliki andil sebesar 0,0001 persen, sedangkan skala kalendar mengalami inflasi sebesar 0,46 persen. Berikutnya (kelompok ketujuh) ada transportasi. Inflasi transportasi untuk Desember 2023 mengalami inflasi sebesar 1,19 persen sedangkan andilnya sebesar 0,151 persen, kalau kita lihat kalendernya adalah sebesar 2, 20 persen," lanjutnya.

Kemudian kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, jelasnya, ini mengalami inflasi pada Desember 2023 sebesar 0,03 persen di dengan andil 0,001 persen dan untuk tahunan kalender sebesar 0,25 persen. Kelompok Rekreasi olahraga dan budaya, mengalami deflasi pada Desember 2023 sebesar 0,02 persen yang memiliki andil sebesar 0,0002 persen sedangkan untuk tahun kalender mengalami inflasi sebesar 1,20 persen.

Untuk Kelompok Pendidikan, Aryanto menyebut, mengalami inflasi di bulan desember 2023 sebesar 0,01 persen memiliki andil sebesar 0,003 persen sedangkan untuk tahun kalender mengalami inflasi sebesar 2,14 persen. Kelompok Penyediaan makanan dan minuman atau restoran mengalami inflasi 0,21 persen sedangkan andilnya sebesar 0,016, untuk tahun kalender sebesar 1,52 persen.

"Sedangkan yang kelompok terakhir perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi sebesar 0,64 persen Dengan and andil 0,048 persen sedangkan inflasi tahun kalender di 2023 sebesar 2,70 persen," pungkasnya.

Aryanto menambahkan, bila melihat perkembangan inflasi dari bulan ke bulan untuk bulan Desember setiap tahun mengalami inflasi yang cukup besar bila dibandingkan dengan bulan-bulan lain lebih besar jika dibandingkan tahun 2022 dan lebih kecil dibandingkan tahun 2021.

"Kalau kita lihat inflasi di Desember 2023 ini lebih kecil bila dibandingkan tahun 2021 sebesar 0,92 persen dan lebih besar sedikit 0,71 persen di tahun 2022," tutupnya.

Aryanto juga mengatakan, untuk secara detail data perkembangan inflasi dapat didownload atau diakses melalui www.sulsel.bps.go.id. (*)