Dinas Kesehatan Sulsel Fokus Pada Pelaksanaan Delapan Program Prioritas Tahun Ini. Mulai Dari Pengadaan Obat, Pengawasan Obat, Makanan, Dan Pengembangan Obat Asli Indonesia, Upaya Kesehatan Masyarakat, Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat,Serta Perbaikan Gizi Masyarakat. Adapula Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan, Standarisasi Pelayanan Kesehatan, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat, Dan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Balita, Dan Lansia.

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Dr Dr H Rachmat Latief Sppd Kpti Mkes Finasim, Menjelaskan, Program Pengadaan Obat, Pengawasan Obat, Makanan, Dan Pengembangan Obat Asli Indonesia, Meliputi Enam Kegiatan. Terdiri Dari Pengadaan Obat Dan Perbekalan Kesehatan, Penerapan Pengembangan Software Sipnap Untuk Unit Layanan, Pemantauan Dan Pelaporan Penggunaan Obat Rasional, Sosialisasi Peraturan Alat Kesehatan Dan Pkrt, Hingga Pelatihan Petugas Penyuluh Dan Pengawas Keamanan Pangan.

"Ada Sekitar 30 Ribu Obat Asli Indonesia Yang Sudah Sering Digunakan Masyarakat, Sekarang Ini Dalam Tahap Penelitian Secara Ilmiah," Kata Dr Rachmat, Pada Pemaparan Program Kerja Strategis Skpd Lingkup Pemprov Sulsel, Yang Diselenggarakan Biro Humas Dan Protokol Setda Sulsel, Kamis (16/2).

Terkait Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan, Dinkes Sulsel Mengembangkan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok Dan Pelatihan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dan Payudara. Selain Itu, Dilakukan Pula Monitoring Dan Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular.

"Kanker Leher Rahim Dan Payudara Merupakan Penyebab Kematian Paling Tinggi Bagi Perempuan, Sehingga Menjadi Salah Satu Fokus Kami Di Dinas Kesehatan," Ujarnya.

Menurut Dr Rachmat, Program-Program Yang Dilakukan Selama Ini Telah Terbukti Berhasil Mencapai Bahkan Melampaui Target Mdgs. Berdasarkan Data Tahun 2016 Lalu, Umur Harapan Hidup (Uhh) Sulsel Berada Di Angka 72,50 Tahun, Kematian Ibu 104 Kasus, Dan Kematian Bayi 1.016 Kasus. Sedangkan, Prevalensi Balita Gizi Buruk 4,3 Persen Dan Balita Gizi Kurang 17,8 Persen.

"Umur Harapan Hidup Sebelumnya Hanya 69,8 Tahun, Sekarang Sudah 72,50 Tahun. Kita Bahkan Melampaui Target Mdgs," Terangnya.

Saat Ditanya Mengenai Kondisi Tenaga Kesehatan Sulsel, Dr Rachmat Menjelaskan, Sulsel Sebenarnya Tidak Kekurangan Dokter, Bidan Ataupun Tenaga Perawat. Namun, Distribusinya Tidak Merata Sehingga Perlu Dilakukan Redistribusi.

"Kendalanya Sekarang Karena Otonomi Daerah, Sehingga Distribusi Tenaga Kesehatan Menjadi Kewenangan Bupati. Kami Hanya Memberikan Juknisnya, Meskipun Tetap Kami Pantau," Kata Dr Rachmat.

Kamis, 16 Februari 2017 (Dw/Na)