UANG  memang penting,tetapi bukan segala-galanya! Maka ketika pemimpin ditentukan oleh uang, maka di situlah akhir dari segalanya. Kini wacanaditangah masyarakat bahwa uang sebagai penentu suara / salah satunya pada pemilihan anggota legislatif dan pemilukada langsung – telah manghancurkan beragam sendi antara lain budaya sipakatau atau budaya saling menghargai.

      Pemilihan yang ditentukan oleh uang, itu sangat salh. Makanya, saya selalu berprinsip bahwa pemimpin adalah sesuatu hal yang mendekati kesempurnaan. Setidaknya, pemimpin harus memenuhi kriteria-kriteria dasar,  misalnya dia jujur, kepastiannya cukup, dia berani mengambil risiko, dan mampu mengomunisasikan pikiran dan program.

      Sekaran ini, tidak sedikit pemimpin yang ngomong saja susah. Tidak mampu menomunikasikan apa yang diinginkan rakyat, pikirannya sendiri, tak mampu berorasi secara baik agar orang lain mafhun akan apa yang dia bahas. Pemimpin seperti ini, tentulah takkan berhasil menyampaikan pesan yang ada di dalam batok kepalanya jika itu memang ada.

      Mengapa dikekinian banyak pemimpin yang tidak memiliki atau kurang akan kriteria-kriteria dasar? Jawabnya, bisa jadi karena dia terpilih tidak dengan seleksi yang baik. Salah satu penyebab seleksi yang salah itu jika uang menjadi prioritas pemengan-hal yang sangat salah! Padahal, rakyat yang suci itu mestinya tidak dinodai dengan iming-iming uang. Makanya, semua pihak yag berkaitan dengan pilihan, sepatutnya berhenti menjadikan uang sebagai kekuatan untuk mempengaruhi kemenangan.

      Memang, tak dapat dipungkiri bahwa kita tentulah berharap agar masyarakat kembali pada sikap leluhur yang tidak meterialistis dengan mengharapkan uang disetiap pemilihan. Hanya saja, setiap perilaku juga berkait dengan karakter dan nilai-nilai kebangsaan yang harus dihidupkan dengan baik. Kita suka atau tidak, mungkin ada persoalan pada jatidiri bangsa yang harus didorong agar pikiran yang neo-liberal dan serta matearialistis sehingga bersikap bahwa siapa yang bayar itu yang dipilih, bisa kita isolasi sedemikian rupa rupa sehingga tidak dominan di kepala semua orang.

      Sekarng siapa yang membayari semua pemilihan dan siapa yang punya uang, semuanya bersoal! Ini semua neolib. Kalaulah kita tidak berani mencegahnya, maka bisa saja negara kita dikuasai oleh negara lain yang mengucurkan dananya untuk mendorong rakyat memilih sesuai pilihan para pemodal. Makanya, semua pihak harus menyadari bahwa politik uang harus dihentikan!

 

 

(Makassar, 19 September 2014)