Beras organik yang diproduksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Bumi Timur Agro, telah dipasarkan di ritel modern. Untuk tahap awal, beras organik dengan merek Beras Batara Guru tersebut dipasarkan di Lotte Mart dan Carrefour.

Penjabat Bupati Luwu Timur (Lutim), Irman Yasin Limpo, mengatakan Lutim telah memproduksi beras sehat, non pestisida dan bahan kimia. Panen perdana sekaligus launching dilakukan saat peringatan Hari Perjuangan Rakyat Luwu oleh Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo.   

"Setelah dilaunching langsung kami kemas dan pasarkan. Insya Allah, beras ini kualitasnya berbeda dan sangat bagus, karena ujicobanya berulang-ulang," kata Irman, usai Pemasaran Perdana Beras Sehat di Mal Panakkukang, Rabu (27/1). 

Irman berharap, ke depan beras organik tersebut bisa menjadi brand Luwu Timur dan Sulsel. "Kalau mau cari beras sehat, maka Lutim. Keunggulannya, non pestisida, harum, dan gurih," ujarnya.

Ia menjelaskan, luas lahan yang memproduksi beras organik di Lutim sekitar 58 hektare. Rata-rata setiap hektare mampu memproduksi tiga ton atau sekitar 73,95 ton beras.

"Angka tersebut sudah cukup untuk pasar domestik dan Sulsel. Dari 58 hektare itu, bisa tiga kali panen per tahun," imbuhnya.

Terkait potensi pasar, Irman optimistis beras organik mampu bersaing. Apalagi, pola beli masyarakat sekarang sudah berubah. Mereka mau sehat, terutama kelas menengah ke atas. 

"Kami yakin bisa, dengan harga yang bersaing. Karena beras organik pangsa pasarnya memang menengah ke atas. Biasa yang banyak uangnya mau sehat. Semoga ke depan setelah ini, bisa dijadikan komoditas ekspor atau antar pulau. Sekarang, kami mau perlihatkan dulu kalau untuk beras sehat, Lutim akan menguasai pasar satu tahun ini," terangnya.

Selain Lotte Mart dan Carrefour, Irman mengaku akan roadshow ke distributor sembilan bahan pokok agar mengikutkan beras organik tersebut ke pasar-pasar modern. Jika pasarnya bagus, maka luas lahan untuk pertanian beras organik akan bertambah. 

"Beras ini menguntungkan petani. Mereka tidak perlu membeli pupuk kimia atau pestisida sehingga mengurangi biaya produksinya. Harga jualnya juga bersaing. Selain itu, ketergantungan terhadap ijon atau tengkulak tidak ada," paparnya.

Saat ini, tambah Irman, sudah ada sekitar seratus petani yang memproduksi beras organik di Lutim. 

Rabu, 27 Januari 2016 (Dw/Na)