KEBIJAKAN dan kebijakanbagai sisi mata uang yang saling mendukung. Dua hal ini pula yang menjadi penopang akan keberhasilan pemimpin ideal, khususnya pemimpin yang tidak lahir dari pendidikan seperti di era silam, antara lain lemhanas. Maka, bila muncul pikiran untuk memilih pemimpin yang berlatar pengusaha atau memang penguasa, itu adalah pilihan sulit untukmenilai yang terbaik.

      Yang pasti, keduanya bisa saja. Bisa lahir dari penguasa, bisa lahir dari penguasa.tergantung kebutuhan kepemimpin di tingkat apa dan seperti apa orientasi kepemimpina yang ada. Kalau dia berbau politis, saya kira dia membutuhkan pengalaman yang cukup. Kita mau pemimpin itu sudah teruji. Kita mau pemimpin itu dalam biografinya terdapat variabel-variabel keberhasilan yang secara jelas. Kita mau kepemimpinan itu adalah kepemimpinan yang menjangkau pendekatan-pendekatan ke depan, menjadi lingkungan strategis yang harus dipertimbangkan – katakanlah di Indonesia ini kita tidak bisa lepas bahwa besok ada “open sky 2015” di mana pendekatan se-asean yang harus menjadi perhatian. Kita mau kepemimpinan ke depan kita memiliki wawasan yang cukup seperti itu, tidak bisa lagi kepemimpinan yang misalnya, bapaknya dulu raja di situ maka dia berhak juga menjadi raja ditempat itu. Tidak lagi. Tetapi bagaimana kebutuhanan yang ada, ketersedian yang ada, sesuai kapabilitas.

      Saya selalu mengatakan bahwa ada lima syarat seorang pemimpin yang baik. Pertama, harus cerdas. Kalau cenderung goblok, sebenarnya tidak pantas. Tidak patut! Intinya, seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan lebih dari rata-rata. Yang kedua, dia punya kemampuan yang bersih dari yang lain. Artinya dia teruji di turunanya juga bersih, tidak korupsi misalnya, kesehariannya dia pernah menjabat apa saja, kemudian tidak ada noda-noda pada dirinya yang mengganjal sebagai pemimpi.

      Ke tiga adalah kapabilitas. Dia mampu, cakap, pandai, yang bila merujuk ke teori pemikir bahwa kapabilitas adalah kemampuan atau kesanggupan yang dapat membuat sumber daya menjadi keunggulan bersaing. Intinya, bila dia memiliki kapabilitas yakni dia memiliki kemampuan untuk diterima – dia harus memiliki kapabilitas sehingga akseptabilitas.

      Ke empat adalah “courage enough”, yakni dia harus memiliki keberanian yang cukup yang selalu saya katakan bahwa berani itu kalu dia mempunyai cita-cita yang baik. Oleh karena itu dia tidak nekat-nekatan. Dia ukur betul bahwa dia cukup berani untuk mencapai sukses yang telah disiapkan. Yang kelima adalah dia seorang pemimpin ang punya daya jangkau yang baik dimana dia mampu mengomunikasikan beragam hal secara vertikal dan horisontal, bahkan kebawah dia bisa bicara dengan tukang becak, dia bisa bicara dengan menggunakan bahasa Inggris sebab komunikasi internasional pun dibutuhkan oleh pemimpin sekarang ini.

      Lima syarat pemimpin itulah yang dibutuhkan di kekinian agar kesuksesan yang dibutuhkan dan dikehendaki tercapai. Artinya, pemimpi yang memang terukur itu dengan kemampuan manajemen yang baik keinginan semua orang, termasuk pemimpin yang memang selalu menginginkan terbaik bagi rakyatnya.

 

                                                                                          (Makassar, 2 Agustus 2014)a