Kata banyak orang, jika seseorang suka bercermin itu tandanya mau kawin lagi, pemeo ini untuk laki-laki. Adapun kalau perempuan selalu bercermin, itu tandanya mau disayangi suami. Begitukah ? Tentulah itu hanya joke sehingga kita bisa tidak setuju dari pernyataan tersebut.

Akan tetapi, analogi itu bisa jadi punya nilai positif jika cermin itu adalah “selfcontrol”, pengendalian diri. Cermin disediakan untuk menemukan apa yang kurang dan apa yang salah dalam diri kita. Aritnya, bercermin dengan benar maka kita akan melihat hal-hal yang tidak sedap untuk kita benahi. Bahkan salah satu cara yang ampuh untuk mengusir setan dalam diri kita adalah bercerminlah dan usir setan yang ada dalam dirimu dengan berucap hari ini tidak ada lagi setan yang menuntunku untuk menjahati orang lain, tidak ada lagi setan yang akan membuatku egois hanya untuk kepentinganku.

Di depan cermin kita meyakinkan diri bahwa akan ada malaikat penolong yang penuh kasih sayang, cinta pada saudara dan keluarga, serta mampu membahagiakan dan menyenangkan orang lain. So, Sudahkah kita bercermin ?

                                                                                                               @ Makassar – Jakarta, 14 Juli 2013)