Dalam keseharian kita, selalu saja ada hal yang di luar kendali kita, antara lain bagaimana kita tidak mampu men-setting apa yang orang lain harus lakukan pada kita. Atau apa pandangan, tulisan, perkataan orang lain pada kita.

Terkadang kita harus kecewa pada orang-orang yang selama ini kita hormati atau kita besarkan, kita bantu dan fasilitasi namun pada akhirnya melemparkan kotoran ayam dalam plastik ke rumah kita.

Kalau sudah begitu, marahkah? Tersinggungkah? Kecewakah? Atau sedihkah yang menjadi pilihan dan respon kita ? Haruskah dibalas dengan lempar batu atau melemparkan kotoran yang lebih busuk pada mereka?

Atau balikkan respon kita kepada hal yang positif bahwa kotoran ayam dalam kantong plastik itu adalah bagian dari pemberian yang pasti ada gunanya, minimal bisa dijadikan pupuk bagi tanaman-tanaman di halaman rumah dan kalau bisa lebih banyak. Akan lebih baik biar kita bisa berkebun lebih luas lagi! Pengalaman orang-orang hebat selalu saja bersikap positif dalam tekanan dan selalu bermuara pada kesuksesan dan kemenangan, paling tidak itulah bagian dari ujian pelaut ulung. Bisa berlayar dari angin yang dating dari arah manapun. Dan itulah kita semua, penakluk gelombang untuk mencapai pulau harapan.

Teruslah menaburkan kebaikan. Tuhan tidak tidur dan akan membalas kebaikan-kebaikan kita. Jika kamu mengharapkan kebaikan maka taburkanlah kebaikan. Yakinlah makin banyak kebaikan hatimu yang kamu berikan maka makin banyak pula kebaikan, manfaat, dan kemaslahatan yang kamu dapatkan.

Makassar, 28 Mei 2015